1.
Pengertian Penyesuaian Sosial
Menurut Alexander
A. Schneiders dalam bukunya yang berjudul “Personal adjustment and
mental health” (1964:454) yang memberikan definisi sebagai berikut :
“Sosial adjustment signifies the
capacity to react affectively and wholesomely to social realities, situation
and relations do that the requirement for social living are fulfilled in an
acceptable and satisfactory manner”.
Dari
definisi diatas dapat dikatakan bahwa penyesuaian sosial merupakan kemampuan
untuk bereaksi secara efektif dan sehat terhadap situasi, realitas dan relasi
sosial sehingga tuntutan hidup bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang dapat
diterima dan memuaskan.
Seseorang
yang memiliki penyesuaian diri yang baik adalah seseorang yang mampu merespon
secara matang, efisien, memuaskan dan bermanfaat. Efisien maksudnya adalah apa
yang dilakukannya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diinginkannya
tanpa banyak mengeluarkan energi, tidak membuang waktu, dan melakukan sedikit
kesalahan. Pengertian bermanfaat maksudnya adalah apa yang dilakukan ditujukan
untuk kemanusiaan, lingkungan sosial, dan didalam berhubungan dengan Tuhan,
dengan demikian terdapat kategori individu yang baik dalam penyesuaian diri,
baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungan sosialnya.
Hurlock (1999) menjelaskan bahwa
penyesuaian sosial diartikan sebagai keberhasilan individu untuk menyesuaikan
diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya.
Menurut Eysenck, dkk dalam Anantasri, (1997) penyesuaian sosial merupakan
proses individu atau suatu kelompok mencapai keseimbangan sosial dalam arti
tidak mengalami konflik dengan lingkungan, dengan demikian individu mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Schneiders (1964) juga menyebutkan
penyesuaian sosial sebagai kemampuan individu untuk bereaksi secara efektif dan
bermanfaat terhadap realitas sosial, situasi, dan hubungan sehingga tuntutan
atau kebutuhan dalam kehidupan sosial terpenuhi dengan cara yang dapat diterima
dan memuaskan. Penyesuaian sosial adalah proses mental dan tingkah laku yang
mendorong seseorang untuk menyesuaikan diri dengan keinginan yang berasal dari
dalam diri sendiri yang dapat diterima oleh lingkungannya (Schneiders, 1964).
Dari pengertian diatas didapat
disimpulkan bahwa penyesuaian sosial sebagai kemampuan individu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial agar dapat memenuhi tuntutan dalam
kehidupan sosial.
2.
Aspek – Aspek Penyesuaian Sosial
Menurut Schneider (1964) aspek – aspek
penyesuaian sosial adalah sebagai berikut:
a. Penyesuaian sosial terhadap
keluarga
Penyesuaian
sosial yang baik terhadap lingkungan keluarga memiliki ciri – ciri sebagai
berikut:
1.
Adanya hubungan yang sehat antar anggota keluarga, tidak ada penolakan
(rejection) orang tua terhadap anak – anaknya, tidak ada permusuhan, rasa benci
atau iri hati antar anggota keluarga.
2.
Adanya penerimaan otoritas orang tua, hal ini penting untuk kestabilan rumah
tangga dan anak wajib menerima disiplin orang tua secara logis.
3.
Kemampuan untuk mengemban tanggung jawab dan penerimaan terhadap pembatasan
atau larangan yang ada di dalam peraturan keluarga.
4. Adanya kemauan saling membantu antara
anggota keluarga baik secara perorangan maupun kelompok.
5. Kebebasan dari ikatan secara emosional
secara bertahap dan menumbuhkan rasa mandiri.
b. Penyesuaian
sosial terhadap lingkungan sekolah
Penyesuaian
sosial yang baik terhadap lingkungan sekolah memiliki ciri – ciri sebagai
berikut:
1.
Adanya perhatian, penerimaan, minat dan partisipasi terhadap fungsi dan
aktivitas sekolah.
2.
Adanya hubungan yang baik dengan komponen sekolah seperti guru, dan teman
sebaya.
c.
Penyesuaian sosial terhadap lingkungan
masyarakat
Penyesuaian sosial yang baik terhadap
lingkungan masyarakat memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1.
Mengenal dan menghormati orang lain di sosial
2.
Bergaul dengan orang lain dan mampu mengembangkan sifat bersahabat, keduanya
diperlukan untuk penyesuaian sosial yang efektif.
3.
Penyesuaian sosial yang menarik dan dukungan untuk kesejahteraan orang lain.
4.
Bersikap hormat terhadap hukum, tradisi, dan adat istiadat. Adanya kesadaran
untuk mematuhi dan menghormati peraturan dan tradisi yang berlaku dilingkungan
maka ia akan dapat diterima dengan baik dilingkungannya
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyesuaian sosial
Schneider
(1964) mengemukakan bahwa penyesuaian sosial seorang individu dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu:
a.
Kondisi Fisik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, meliputi hereditas,
konstitusi fisik, kesehatan, sistem syaraf, kelenjar, dan otot.
b.
Perkembangan dan kematangan, khususnya intelektual, sosial, moral, dan emosi.
c.
Kondisi psikologis, meliputi pengalaman. Selain itu ada proses belajar,
pembiasaan, frustrasi, dan konflik.
d.
Kondisi lingkungan, khususnya lingkungan rumah dan keluarga, dimana kondisi
keluarga dapat menimbulkan kesulitan remaja melakukan penyesuaian sosial.
e.
Faktor kebudayaan, termasuk agama. Dimana nilai-nilai sosial budaya
mempengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang, termasuk penyesuaian sosialnya.
Kak,teori penyesuaian sosialnya kalo yg terbaru ada ga yah?
BalasHapuswah, baru lihat nih. Saya ga punya dek. Tapi kalau saya sering cek buku di genlib. Maaf yah lama balas
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus